Indonesia–Inggris Mantapkan Kerja Sama Pendidikan, Bahas Kurikulum hingga Inovasi Digital
Kemendikdasmen dan Pemerintah Inggris menggelar Joint Working Group (JWG) di Jakarta, Selasa (18/11). Pertemuan membahas capaian, tantangan, dan peluang kerja sama konkret di bidang pengembangan guru, kurikulum, keterampilan, serta inovasi pendidikan. Kedua negara sepakat memperkuat kemitraan melalui rencana aksi bersama.
RIAUCERDAS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Pemerintah Inggris (United Kingdom/UK) menyelenggarakan pertemuan Kelompok Kerja Bersama atau Joint Working Group Meeting (JWG) di Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Pertemuan ini menjadi wadah penting kedua negara untuk memaparkan capaian dan tantangan sekaligus menjajaki penguatan kemitraan di bidang pendidikan, khususnya terkait pengembangan guru, kurikulum, keterampilan, serta inovasi sistem sekolah.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Diksi PKPLK), Tatang Muttaqin. Hadir pula pejabat Kemendikdasmen, antara lain Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Irsyad Zamjani; Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami; Direktur Guru Pendidikan Dasar, Rachmadi; Direktur Kursus dan Pelatihan, Yaya Sutarya; serta perwakilan Ditjen PAUD Dikdasmen.
Dalam sambutannya, Dirjen Tatang menyampaikan apresiasi atas komitmen Delegasi Inggris yang menempuh perjalanan panjang dari London ke Jakarta untuk menghadiri JWG 2025. “Kami berharap diskusi hari ini menghasilkan langkah kolaboratif yang substantif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Kemendikdasmen menjalankan kebijakan Pendidikan Bermutu untuk Semua sebagai strategi untuk membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Hal ini tercermin dari angka partisipasi sekolah yang tinggi, yakni 99,19 persen pada anak usia 7-12 tahun dan 96,17 persen pada usia 13-15 tahun.
Lebih jauh, Tatang memaparkan prioritas pendidikan nasional yang sejalan dengan agenda SDG 4, mulai dari peningkatan kualifikasi pendidikan D4/S1, pelatihan guru di bidang kecerdasan artifisial, koding, deep learning, literasi, numerasi, hingga penguatan bimbingan dan konseling.
Pemerintah juga fokus pada redistribusi tenaga pendidik, pembaruan sistem manajemen kinerja guru dan kepala sekolah, transformasi sistem penerimaan murid baru, serta penguatan karakter melalui program “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”.
Ia juga menekankan peran penting Digitalisasi Pendidikan dan superaplikasi Rumah Pendidikan yang diharapkan dapat memperluas akses pembelajaran, terutama di daerah terpencil. “Inggris merupakan mitra strategis bagi Indonesia. Kami percaya kemitraan ini bersifat timbal balik dan saling menguatkan,” tegasnya.
UK International Education Champion, Sir Steve Smith, pada kesempatan yang sama menyampaikan komitmen kuat Inggris untuk memperluas kerja sama pendidikan dengan Indonesia. Ia mengapresiasi semangat kolaborasi yang ditunjukkan Indonesia.
“Negara boleh berbeda sejarah dan budaya, tetapi tantangan pendidikan sering kali sama. Kami berharap bisa saling belajar, termasuk dari keberhasilan dan kesalahan yang ada,” ujarnya.
Steve juga menyoroti perhatian khusus Presiden Prabowo terhadap pendidikan, termasuk pertemuan mendalam selama lebih dari dua setengah jam yang pernah dilaksanakan. “Beliau menekankan komitmen inklusivitas dan pendidikan untuk semua. Nilai inilah yang menjadi dasar kerja sama kedua negara,” ungkapnya.
Melalui JWG 2025 ini, Indonesia dan Inggris sepakat untuk melanjutkan penyusunan Rencana Aksi Bersama sebagai tindak lanjut Nota Kesepahaman yang telah disepakati sebelumnya. Rencana aksi tersebut diharapkan menjadi landasan konkret bagi implementasi kolaborasi yang memberikan dampak nyata bagi peserta didik, tenaga pendidik, dan sistem pendidikan kedua negara. (rls)
What's Your Reaction?