90 Ribu Siswa Akan Belajar AI dan Koding Mulai Semester Ini
Kemendikdasmen mulai mengimplementasikan mata pelajaran pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI) di SD, SMP, dan SMA mulai semester ini. Program ini didukung UOB dan Ruang Guru melalui UOB My Digital Space, dengan target 90 ribu siswa di 38 provinsi dalam lima tahun. Fokus pembelajaran mencakup animasi dan game (SD), aplikasi mobile (SMP), hingga Python Programming (SMA). Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk memperkuat literasi digital dan menyiapkan generasi unggul menghadapi era global.

RIAUCERDAS.COM, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi mengimplementasikan pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI) sebagai mata pelajaran pilihan mulai semester ini. Program ini berlaku sejak jenjang kelas 5 SD, SMP, hingga SMA, dan menjadi bagian dari penguatan pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa keterampilan digital seperti Koding dan AI merupakan salah satu dari 10 keahlian utama yang paling dibutuhkan dunia usaha pada tahun 2030, sebagaimana diproyeksikan oleh World Economic Forum.
“Koding bukan hanya soal teknologi, melainkan juga kemampuan logis, analitis, kritis, dan kreatif yang esensial bagi masa depan kita,” ujar Mu’ti dalam acara National Launch UOB My Digital Space in collaboration with Ruang Guru di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Dukungan dari UOB dan Ruang Guru
Program ini mendapat dukungan penuh dari UOB dan Ruang Guru melalui inisiatif UOB My Digital Space. Menteri Mu’ti menyebut kerja sama lintas sektor ini sebagai langkah penting untuk memperkuat literasi digital Indonesia.
Direktur Utama UOB Indonesia, Hendra Gunawan, menjelaskan bahwa program ini menargetkan 90 ribu siswa di 38 provinsi dalam lima tahun ke depan. “Kami percaya pendidikan dan teknologi adalah kunci untuk menjembatani kesenjangan digital sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Hendra.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Ruang Guru, Belva Devara, menegaskan bahwa program ini akan mencakup 250 hingga 500 sekolah per tahun di lebih dari 60 kota/kabupaten. Belva menyebutkan ada tiga pilar utama yang akan diajarkan: programming, computational thinking, dan digital literacy.
-
SD: fokus pada pembuatan animasi dan game interaktif sederhana.
-
SMP: diarahkan pada pengembangan aplikasi mobile.
-
SMA: pembelajaran Python Programming dengan tingkat kesulitan lebih tinggi.
Belva sangat bangga dapat menjadi mitra dalam program ini. Belva menambahkan bahwa penghargaan terbesar bagi Ruang Guru bukan sekadar prestasi Internasional, melainkan dampak nyata pada siswa.
“Bagi kami, penghargaan sesungguhnya adalah bisa melihat anak-anak Indonesia mendapatkan kesempatan belajar keterampilan digital yang akan membekali mereka untuk masa depan,” katanya.
Dengan target menjangkau 90 ribu siswa di 38 provinsi dalam lima tahun, program tersebut diharapkan mampu menjembatani kesenjangan digital, memperkuat kualitas pendidikan, sekaligus menyiapkan generasi muda menghadapi persaingan global.
Menuju Generasi Emas Indonesia
Selain meningkatkan kompetensi digital, pembelajaran Koding dan AI juga diyakini dapat melatih berpikir kritis, problem solving, dan kreativitas yang dibutuhkan untuk menghadapi persaingan global.
“Dengan kolaborasi ini, kita membangun generasi manusia Indonesia yang hebat dan kuat, siap menghadapi masa depan,” tegas Menteri Mu’ti. (rls)
What's Your Reaction?






