Melly Goeslow Jadi Narasumber Program Literasi dan Kesastraan
Kemendikdasmen bersama Komisi X DPR RI dan Badan Bahasa menyelenggarakan Diseminasi Program Literasi Kebahasaan dan Kesastraan di Bandung. Kegiatan ini menekankan pentingnya sinergi semua pihak untuk memperkuat kedaulatan bahasa Indonesia dan membangun masyarakat literat yang berkarakter.

RIAUCERDAS.COM, BANDUNG — Dalam upaya memperkuat karakter bangsa dan identitas nasional, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) berkolaborasi dengan Komisi X DPR RI menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Bahan Penguatan Program Literasi Kebahasaan dan Kesastraan di Bandung, Senin (6/10/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari guru, tenaga kependidikan, mahasiswa, pegiat literasi, dan perwakilan media. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman serta keterampilan pendidik dalam mengimplementasikan kedaulatan bahasa Indonesia sebagai bagian dari mutu pendidikan nasional.
Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo, menegaskan bahwa literasi kebahasaan dan kesastraan bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis.
“Literasi juga mencakup kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya bangsa. Bahasa dan sastra menjadi fondasi penting untuk mewujudkan generasi yang berdaya saing global tanpa kehilangan jati diri,” ujarnya.
Imam juga menekankan pentingnya gotong royong seluruh pihak, seperti pemerintah, legislatif, hingga masyarakat dalam membina bahasa dan sastra.
“Sinergi inilah yang menjadi kunci terwujudnya masyarakat literat dan berkarakter,” tambahnya.
Sebagai narasumber utama, anggota Komisi X DPR RI Melly Goeslow membawakan materi bertema Implementasi Kedaulatan Bahasa Negara untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan.
“Bahasa Indonesia lahir dari semangat persatuan sejak Sumpah Pemuda 1928. Di era globalisasi ini, kita boleh terbuka terhadap bahasa asing, tapi jangan sampai kehilangan jati diri terhadap bahasa sendiri,” pesannya.
Melly juga menyoroti pentingnya kualitas guru, kurikulum yang relevan, serta dukungan masyarakat dalam membangun pendidikan yang tidak hanya melahirkan lulusan cerdas, tetapi juga berkarakter dan berakhlak.
Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Herawati, turut menjelaskan peran strategis Badan Bahasa dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bahasa dan Lambang Negara. Ia menyoroti empat program prioritas Badan Bahasa: Pemartabatan Bahasa Indonesia, Peningkatan Kecakapan Literasi, Pelindungan Bahasa Daerah, dan Penginternasionalan Bahasa Indonesia.
Selain paparan narasumber, peserta juga mengikuti sesi diskusi interaktif untuk menggali praktik baik dalam pembelajaran literasi. Salah satu peserta, Dani Apriansyah, menyampaikan apresiasinya terhadap fasilitas literasi digital yang disediakan Badan Bahasa.
“Buku bacaan digital sangat membantu. Harapannya, fasilitas ini bisa menjangkau siswa di daerah terpencil agar minat baca terus tumbuh,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, guru dan tenaga kependidikan diharapkan semakin terampil mengintegrasikan literasi dalam proses belajar mengajar, sekaligus memperluas jejaring kolaborasi dalam pembinaan bahasa dan sastra Indonesia.
Badan Bahasa optimistis, sinergi bersama Komisi X DPR RI akan memperkuat keberlanjutan program kedaulatan bahasa dan memperluas jangkauan literasi hingga ke seluruh pelosok negeri. (rls)
What's Your Reaction?






