Kemendikdasmen Terapkan Tes Kemampuan Akademik sebagai Alat Ukur Objektif Pendidikan
Kemendikdasmen menghadirkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai alat ukur objektif capaian belajar siswa dan konfirmasi nilai rapor. Tidak bersifat wajib, TKA akan menguji Bahasa Indonesia dan Matematika (SD/SMP), serta ditambah Bahasa Inggris dan dua mapel pilihan untuk SMA.

RIAUCERDAS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menghadirkan kebijakan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai langkah strategis untuk memetakan kualitas pendidikan nasional. TKA dirancang sebagai alat ukur objektif capaian belajar siswa sekaligus mengonfirmasi integritas penilaian di satuan pendidikan.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latifulhayat, menjelaskan bahwa TKA berbeda dengan Ujian Nasional (UN) yang sebelumnya menjadi penentu kelulusan. Menurutnya, kelulusan kini sepenuhnya menjadi kewenangan sekolah, sementara TKA bersifat tidak wajib, namun tetap penting sebagai alat ukur capaian akademik.
“TKA menjadi sarana untuk memetakan capaian pembelajaran siswa sekaligus ‘batu uji’ terhadap nilai rapor agar tidak terjadi praktik ‘sedekah nilai’,” ujar Atip dalam tayangan SINIAR Kemdikdasmen bertema Mengenal Lebih Dekat Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Pemerhati pendidikan, Doni Kusuma, menilai TKA sebagai langkah penting untuk mengembalikan sistem pendidikan pada jalurnya. Ia menilai pemilihan Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa dan Matematika yang netral terhadap latar sosial ekonomi siswa sebagai langkah tepat. “Absurd jika sistem pendidikan nasional tidak memiliki alat ukur objektif. TKA melengkapi apa yang kurang sejak UN dihapuskan,” tegas Doni.
Adapun TKA akan mengujikan mata pelajaran inti. Untuk jenjang SD dan SMP: Bahasa Indonesia dan Matematika; untuk SMA: Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, serta dua mata pelajaran sesuai peminatan. Pelaksanaan TKA dijadwalkan dimulai November 2025.
Kebijakan ini diharapkan memberikan gambaran akurat mengenai kemampuan siswa secara nasional, mendorong peningkatan mutu pembelajaran, sekaligus menjadi jawaban atas tantangan global termasuk perbaikan skor PISA Indonesia. (rls)
What's Your Reaction?






