Kemendikdasmen Perluas LKS Nasional: SMA dan MA Kini Bisa Ikut, Pendidikan Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi membuka Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Nasional ke-33 Tahun 2025 dengan kebijakan baru: siswa SMA dan MA kini dapat mengikuti LKS, sementara siswa SMK dapat ikut Olimpiade Sains Nasional (OSN). Kebijakan ini mendukung pendekatan berbasis minat dan bakat lintas jalur pendidikan.

RIAUCERDAS.COM, DEPOK – Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Tingkat Nasional Jenjang Pendidikan Menengah (Dikmen) ke-33 Tahun 2025 resmi dibuka, dengan terobosan besar: siswa SMA dan MA kini dapat mengikuti ajang bergengsi yang sebelumnya hanya untuk SMK. Sebaliknya, siswa SMK juga kini mendapat kesempatan ikut dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN). Kebijakan ini menjadi penanda arah baru pendidikan berbasis minat dan bakat, tanpa sekat jalur pendidikan.
“Pendekatan ini memberi kesempatan seluas-luasnya bagi seluruh siswa untuk menunjukkan potensinya, baik di bidang vokasi, akademik, maupun inovasi,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Suharti, dalam pembukaan LKS Dikmen di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata, Depok, Senin (28/7/2025).
Partisipasi siswa dalam berbagai ajang talenta nasional tahun ini melonjak signifikan. Hingga minggu ketiga Juli 2025, tercatat 1.318.615 siswa telah mendaftar, naik dari sekitar 1,2 juta siswa pada tahun sebelumnya.
Pemerintah berkomitmen penuh memberikan dukungan berkelanjutan, mulai dari program beasiswa, pembinaan talenta, hingga memperkuat koneksi antara dunia pendidikan dan industri. Semua ini dilakukan demi menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan global secara percaya diri dan berintegritas.
STEM, Koding, dan Kecerdasan Buatan Jadi Prioritas Pendidikan Nasional
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar, dalam sambutannya menekankan pentingnya penguatan pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) dalam menghadapi era industri 4.0 dan ekonomi berbasis inovasi.
“Kita tidak bisa selamanya bergantung pada sumber daya alam. Masa depan Indonesia ditentukan oleh kekuatan inovasi dan teknologi. Karena itu, pendidikan kita harus menghasilkan generasi yang adaptif dan kompeten secara digital,” tegas Wamen Fajar.
Sebagai wujud nyata, Kemendikdasmen telah menerbitkan Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 yang memperkenalkan mata pelajaran koding dan kecerdasan artifisial ke dalam kurikulum secara bertahap mulai tahun ajaran ini. Pelajaran tersebut tak sekadar mengenalkan teknologi, tetapi membentuk pola pikir komputasional dan kemampuan memecahkan masalah.
Di samping itu, pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) juga diutamakan. Peserta didik diajak mengaitkan teori dengan konteks nyata, membangun nalar kritis, dan memahami berbagai perspektif secara multidisipliner—kualitas yang dinilai penting untuk menjawab tantangan masa depan.
Pendidikan Humanis, Fondasi Indonesia Emas 2045
Wamen Fajar juga menegaskan bahwa di balik revolusi digital, nilai kemanusiaan dan karakter tidak boleh diabaikan. “Kecerdasan buatan bisa meniru pengetahuan, tetapi tidak bisa menggantikan empati dan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan kita harus humanis, memanusiakan manusia,” ujarnya.
Ia menutup sambutannya dengan pesan inspiratif kepada para peserta LKS dan seluruh generasi muda. “25 tahun ke depan adalah waktu yang cukup bagi adik-adik untuk tumbuh menjadi tokoh penting republik ini. Cintai negeri ini, karena negara ini sedang menyiapkan jalan untukmu—melalui beasiswa, regulasi yang berpihak, dan akses menuju perguruan tinggi kelas dunia,” pungkasnya.
LKS Dikmen ke-33 ini tidak hanya menjadi ajang unjuk keterampilan, melainkan panggung pembinaan karakter dan wadah pembentuk generasi pembelajar sepanjang hayat—sebuah langkah penting dalam menyiapkan fondasi menuju Indonesia Emas 2045. (*)
What's Your Reaction?






