Mendikdasmen Tekankan Peran Ibu dalam Membentuk Karakter Anak Indonesia

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan peran ibu sebagai pendidik pertama dan utama dalam membentuk karakter generasi Indonesia yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia. Dalam Seminar Nasional Wanita Islam di Jakarta, Rabu (10/9), ia menyoroti fenomena fragile generation atau generasi rapuh yang lemah secara mental, spiritual, dan moral. Mu’ti menyebut pendidikan anak dimulai sejak dalam kandungan, termasuk melalui nutrisi, suasana hati ibu hamil, hingga pemberian ASI penuh selama dua tahun sebagaimana dianjurkan Al-Qur’an.

Sep 10, 2025 - 23:07
 0
Mendikdasmen Tekankan Peran Ibu dalam Membentuk Karakter Anak Indonesia
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Wanita Islam bertajuk “Pendidikan Berkeadaban: Membangun Kepemimpinan Muslimah Sejak Usia Dini dalam Sistem Pendidikan Nasional” yang digelar di Jakarta, Rabu (10/9/2025). (Sumber: Kemendikdasmen)

RIAUCERDAS.COM, JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya peran ibu dalam membentuk generasi Indonesia yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara utama dalam Seminar Nasional Wanita Islam bertajuk “Pendidikan Berkeadaban: Membangun Kepemimpinan Muslimah Sejak Usia Dini dalam Sistem Pendidikan Nasional” yang digelar di Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Dalam arahannya, Abdul Mu’ti menyinggung fenomena fragile generation atau generasi rapuh, yakni anak-anak yang lemah secara mental, spiritual, dan moral meskipun unggul secara intelektual maupun fisik. Ia menilai peran ibu menjadi kunci utama sejak masa kehamilan hingga seribu hari pertama kehidupan anak. “Kalau kita ingin membangun generasi Indonesia yang hebat dan kuat, dimulai oleh para ibu karena pendidikan itu dimulai sejak dalam kandungan,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi nutrisi, bacaan, hingga suasana hati ibu hamil berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa ibu merupakan pendidik pertama dan utama yang menentukan kesehatan fisik, daya tahan tubuh, kecerdasan, hingga nilai spiritual dan akhlak anak.

Mu’ti juga mengutip riset yang menunjukkan bahwa anak yang memperoleh air susu ibu (ASI) penuh selama dua tahun memiliki ketahanan fisik dan kemampuan kognitif lebih baik dibandingkan yang tidak. Temuan tersebut selaras dengan ajaran Al-Qur’an tentang pentingnya menyusui hingga dua tahun penuh.

Selain peran ibu, Abdul Mu’ti menegaskan perlunya sinergi antara rumah, sekolah, dan masyarakat dalam pendidikan karakter. Ia mengutip pepatah, “untuk mendidik satu anak diperlukan satu kampung,” yang menekankan bahwa pendidikan moral dan akhlak mulia harus menjadi kerja bersama.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa Kemendikdasmen tengah mengembangkan pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam. Pendekatan ini bertujuan menumbuhkan pemahaman makna, daya juang, dan semangat belajar sepanjang hayat, bukan sekadar mengejar nilai ujian. “Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan, di mana anak merasa bahagia belajar, guru menjadi teladan, dan proses pendidikan melahirkan generasi berkarakter kuat, beriman, serta beradab,” ungkapnya.

Ia juga menyinggung program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang saat ini dijalankan Kemendikdasmen sebagai bagian dari pembentukan karakter anak sejak dini. Program ini diharapkan dapat menjadi bekal penting dalam mencetak generasi yang unggul dan berkeadaban.

Mengakhiri arahannya, Abdul Mu’ti mengajak seluruh peserta untuk berperan aktif mendampingi generasi muda. Menurutnya, perempuan memiliki posisi strategis, baik sebagai pendidik di rumah maupun sebagai penggerak di masyarakat. “Ibu adalah madrasah pertama. Kalau kita ingin generasi Indonesia yang hebat, kuat, dan berkeadaban, mari kita mulai dari peran ibu-ibu,” pungkasnya. (rls)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow