Dalam Program Revitalisasi Satuan Pendidikan Diklaim Terasa Hingga Masyarakat Lokal

Program Revitalisasi Satuan Pendidikan Kemendikdasmen melampaui target menjadi 16.170 sekolah penerima manfaat. Selain memperbaiki sarana pendidikan, program ini juga mendorong ekonomi lokal lewat sistem swakelola yang melibatkan pekerja dan bahan bangunan setempat.

Oct 9, 2025 - 08:43
Oct 9, 2025 - 08:47
 0
Dalam Program Revitalisasi Satuan Pendidikan Diklaim Terasa Hingga Masyarakat Lokal
Ilustrasi.

RIAUCERDAS.COM, JAKARTA — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mencatat capaian gemilang dalam program Revitalisasi Satuan Pendidikan hingga Oktober 2025. Program yang dijalankan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, serta Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) ini berhasil melampaui target awal, dari 10.440 menjadi 16.170 satuan pendidikan penerima manfaat di seluruh Indonesia.

Program revitalisasi ini bertujuan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan agar lebih aman, nyaman, dan mendukung peningkatan mutu belajar. Optimalisasi yang dilakukan Kemendikdasmen berhasil menambah jumlah penerima bantuan tanpa mengubah kualitas pelaksanaan program.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, menyampaikan bahwa hasil evaluasi menunjukkan masih adanya ruang untuk memperluas cakupan penerima manfaat.

“Dari total 14.196 sekolah, sebanyak 13.777 sekolah telah menerima Surat Keputusan (SK) Penerima Bantuan Revitalisasi. Sisanya, 419 sekolah masih dalam proses finalisasi,” ujar Gogot di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, tambahan 419 sekolah itu terdiri dari 103 PAUD, 222 SD, 68 SMP, dan 26 SMA.

“Dengan optimalisasi ini, kami berharap tercipta lingkungan belajar yang lebih baik sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lebih berkualitas,” tambahnya.

Total anggaran yang dikelola dalam program ini mencapai Rp16,9 triliun untuk jenjang PAUD hingga SMA.

Sementara itu, di lingkup Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, capaian juga meningkat signifikan dari 982 satuan pendidikan menjadi 1.943 satuan pendidikan penerima bantuan. Anggaran sebesar Rp3,1 triliun digelontorkan, dengan progres pembangunan mencapai 60 persen per September 2025.

Dirjen Pendidikan Vokasi PKPLK, Tatang Muttaqin, menjelaskan bahwa pelaksanaan program dilakukan dengan prinsip swakelola, yakni melibatkan bahan bangunan lokal dan tenaga kerja dari masyarakat sekitar sekolah.

“Prinsip swakelola ini bukan hanya membangun sekolah, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal. Program revitalisasi diharapkan memberi manfaat ganda — pendidikan bermutu dan kesejahteraan masyarakat,” tegas Tatang.

Dampak ekonomi program ini pun mulai terasa. Junaedi Danggala, pekerja bangunan di proyek revitalisasi SLB Negeri 2 Makassar, mengaku sangat terbantu dengan adanya proyek tersebut.

“Saya dibayar Rp150 ribu per hari, cukup untuk kebutuhan rumah dan sekolah anak. Sekarang tidak perlu merantau jauh karena ada pekerjaan di sini,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Waluyo, kepala tukang proyek revitalisasi di SMK Negeri 5 Kabupaten Tangerang, Banten.

“Gaji pekerja lancar, tidak pernah ditunda. Ekonomi warga sekitar juga ikut bergerak karena para tukang belanja di warung-warung sekitar sekolah,” katanya.

Dari testimoni tersebut terlihat bahwa program revitalisasi tidak hanya membangun infrastruktur pendidikan, tetapi juga membuka peluang kerja dan memperkuat ekonomi lokal.

Kemendikdasmen optimistis program Revitalisasi Satuan Pendidikan akan terus memberikan dampak berkelanjutan — menghadirkan lingkungan belajar yang layak dan bermutu, sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat sekitar melalui partisipasi aktif dalam pembangunan. (rls)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow