Banyak yang Berprestasi, Begini Cara SMAN 8 Pekanbaru Mendorong Siswanya

Banyak cara sekolah mendorong siswanya terpacu meraih prestasi. Satu di antaranya dengan menanamkan selalu merasa kurang terhadap materi yang diajarkan guru di sekolah. Dengan begitu, siswa didorong menggali lebih dalam materi ilmu pengetahuan dari sumber lainnya.

Mar 15, 2022 - 14:23
Mar 15, 2022 - 18:31
 0
Banyak yang Berprestasi, Begini Cara SMAN 8 Pekanbaru Mendorong Siswanya
Kepala SMAN 8 Pekanbaru berfoto bersama seluruh siswa yang berhasil meraih prestasi di tahun 2021 dan 2022, Selasa (15/3/2022).

SEJUMLAH siswa SMAN 8 Pekanbaru berhasil meraih prestasi akademis maupun non akademis sepanjang tahun 2021 lalu. Tidak hanya di tingkat daerah, beberapa di antaranya juga berhasil mengharumkan nama Provinsi Riau dalam kompetisi nasional.


Contohnya adalah Danish Rafi dan Vannes Wijaya yang berhasil meraih medali perunggu di ajang Kompetisi Sains Nasional 2021. Kedua siswa kelas XI MIPA 1 itu baru menerima medali dan piagam yang dikirim penyelenggara kepada sekolah, Selasa (15/3/2022). 


Danish mengukir prestasi untuk bidang Biologi. Sementara, Vannes meraih medali di bidang Informatika. Vannes di KSN tahun 2020 juga berhasil meraih medali emas untuk bidang Matematika. "Karena sudah dapat medali emas, tidak bisa lagi berlomba di bidang yang sama. Makanya tahun ini saya pilih bidang Informatika," tuturnya.


Anak kedua dari dua bersaudara ini mengaku sengaja memilih bidang Informatika karena secara materi tidak terlalu jauh dengan matematika. Sehingga, dia bisa lebih mudah mempersiapkan diri. Terbukti, setelah berhasil unggul di tingkat kota dan provinsi, ia mewakili Riau ke tingkat nasional dan merebut medali perunggu.


Dijelaskan dia, akibat pandemi Covid-19, KSN tahun 2021 dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring). Vannes mengaku merasa terbantu dengan pola daring yang diterapkan panitia. Karena lebih hemat tenaga dan waktu. Sehingga dia punya waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri menghadapi kompetisi.


Terkait persiapan, Vannes mengaku banyak mengikuti pertandingan yang digelar sejumlah sekolah. Lalu ia juga aktif ikut lomba di luar KSN. Seperti, kompetisi Informatika yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi. Semua itu ia lakukan guna memperdalam materi dan melatih dirinya agar lebih terbiasa berkompetisi. 


Untuk berhasil meraih medali, Vannes mengikuti sejumlah program pelatihan yang dilakukan pihak sekolah. Di samping itu, ada juga belajar ke beberapa guru dan dosen lainnya. Pihak sekolah juga mengeluarkan biaya agar Vannes mendapat pelatihan yang layak.


Di samping itu, ia juga mempersiapkan diri dengan mendalami materi secara mandiri. Dia cukup berpatokan pada silabus yang telah diberikan oleh penyelenggara.  Dia juga belajar lewat sejumlah forum di internet. "Hubungan matematika dengan informatika yang erat juga membuat saya tidak mulai dari nol," tuturnya. 


Saat KSN, lomba yang dijalani Vannes berlangsung dua hari. Tiap hari diberikan waktu selama 5 jam bagi peserta untuk memecahkan sebuah masalah. Dari masalah itu, peserta dituntut membuat program guna mencari solusinya. 


"Dukungan orang tua juga sangat besar. Orang tua ikut membiayai pelatihan-pelatihan di luar dari tanggungan sekolah," kata Vannes yang mengaku bercita-cita menjadi seorang pendidik ini.


Di ajang yang sama, ada juga Danish Rafi yang meraih medali perunggu di bidang Biologi. Seperti Vannes, Danish juga tampil di KSN setelah menjadi juara di tingkat kota dan provinsi. 


Jauh hari sebelum KSN, Danish pun sudah mengikuti beberapa lomba yang diselenggarakan sejumlah lembaga swasta yang berhubungan dengan Biologi. Lalu, ia ikut pelatihan dari sekolah dan pihak lembaga swasta yang dibiayai sekolah.


"Pelatihan dari sekolah sekitar 2 minggu sebelum KSN tingkat kota. Setelah KSN provinsi, untuk persiapan ke tingkat nasional, ada pelatihan lagi kurang lebih satu bulan. Materi sesuai dengan silabus tahun sebelumnya. Mulai dari anatomi fisiologi tumbuhan, hewan dan sebagainya," tutur siswa yang ingin masuk kelas internasional Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.


Selain Danish dan Vannes, siswa SMAN 8 Pekanbaru, Kezia Kinanti dan Rosavira Donel juga berhasil meraih juara I dalam National Debate Competition Milad ke-42 Hubungan Internasional UNRI. Di ajang yang sama, Kezia juga berhasil meraih gelar Best Speaker High School.


Ada juga Feyza Putri Vinolita, Tanaya Ransi Daniswara, dan William Zacky yang meraih Juara II lomba debat di Olimpiade PPKN XI UNRI se-Nasional. Di olimpiade yang sama, ada juga Rayhan Hidayatul Fikri (juara 2 lomba esai nasional tingkat SMA), Mirdha Dhea Permata (juara 1 desain poster) serta Yolanda Fitri Rahmadani (juara 2 desain poster).


Kemudian, ada Theodore Daniel Arvadi Hutabarat yang meraih juara 1 dan Kenneth Tan peraih juara 3 di ajang Physic Festival se Sumatera yang digelar oleh FMIPA Universitas Andalas. Kenneth Tan juga meraih juara 1 dalam Olimpiade Fisika se Sumatera yang ditaja FKIP UNRI. Masih di bidang fisika, Radja Pasha Agusral berhasil meraih medali emas di Genius Competition se Indonesia.


Untuk non akademis, dua siswi SMAN 8 Pekanbaru tahun lalu berhasil menjadi anggota Paskibraka. Yaitu, Ayudia Fatih yang menjadi Paskibraka Kota Pekanbaru dan Amelia Gusrinda sebagai Paskibraka Provinsi Riau.


Di bidang olahraga taekwondo, ada Dhita Dalilla Akbar peraih medali emas Kapolri Cup, Farezki Guna Mandiri, peraih medali emas Walikota Cup 2022 dan Ayeesa Kayshila Dilyan peraih medali emas dan pemain terbaik yunior putri Walikota Cup 2022. Ada juga Cinta Ghaniya peraih medali perunggu. Lalu ada M Fadlan Ozaki yang meraih juara umum pemula road race.


Kepala SMAN 8 Pekanbaru, H Tavip Tria Candra mengaku semua prestasi ini merupakan bukti bahwa siswa masih memiliki keinginan berkontribusi positif bagi sekolah. Hal itu sejalan dengan permintaan kepada seluruh siswa. Dimana, ketika berada di SMAN 8, mereka wajib mempersembahkan prestasi apapun bagi sekolah," kata dia.


Makanya, pihak sekolah terus memotivasi siswa agar punya keinginan mengikuti berbagai kompetisi. Baik yang sifatnya akademis maupun yang non akademis. "Sesungguhnya guru pelatih hanya memberi materi sesuai yang dibutuhkan. Tapi untuk meraih prestasi, butuh motivasi dalam diri siswa itu sendiri juga," kata Tavip.


Menurut dia, harus ada perasaan selalu kurang dari siswa. Sehingga siswa terus mencari tahu untuk memperdalam materi yang telah diterima dari gurunya. "Saat ini siswa udah dapat materi dari guru. Tapi perlu ada rasa ketidakpuasan ketika siswa merasa ada materi yang belum diperoleh. Sehingga mereka terdorong menggali terus ilmu itu sampai ke luar sekolah," tuturnya.


Dari segi fasilitas, pihak sekolah mengaku siap. Ketika anak butuh mendatangkan orang dari luar sebagai tutor, sekolah siap memfasilitasi sepanjang tidak melanggar aturan. Di samping itu, peran orang tua juga sangat penting dalam mendorong siswa meraih prestasinya masing-masing. (rls)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Hendra Moderator, penulis