Dari Kelas ke Kehidupan: Makna Mengajar dalam Filsafat Pendidikan Biologi
Oleh : Ashilah Ramadani (Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau)

DALAM dunia pendidikan yang kian modern, terkadang kita lupa bahwa inti dari mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga menumbuhkan kehidupan.
Buku “Filsafat Pendidikan Biologi” yang ditulis L.N. Firdaus hadir sebagai oase pemikiran di tengah gersangnya praktik pendidikan yang sering kali terlalu teknis dan mekanis. Ia mengingatkan kita bahwa di balik rumus, teori, dan laboratorium, ada nilai-nilai kemanusiaan yang harus dihidupkan.
Buku ini membahas dengan mendalam bagaimana filsafat pendidikan biologi bukan sekadar ilmu tentang kehidupan secara biologis, tetapi juga refleksi tentang makna hidup itu sendiri. Melalui pendekatan ontologis, epistemologis, dan aksiologis, pembaca diajak merenungi kembali esensi pendidikan, dari sekadar mentransfer pengetahuan menjadi proses memanusiakan manusia. Membaca buku ini seperti menatap cermin: kita diingatkan untuk kembali bertanya “Untuk apa kita mengajar?”
Yang membuat buku ini begitu menarik adalah kemampuannya menjembatani antara teori ilmiah dan nilai moral. Penulisnya dengan piawai menggambarkan bagaimana pendidikan biologi dapat menjadi sarana menumbuhkan kesadaran ekologis dan etika lingkungan.
Di setiap bab, pembaca disuguhkan gagasan yang menyalakan semangat untuk berpikir lebih dalam, tidak hanya tentang sel, ekosistem, atau anatomi, tetapi tentang hubungan manusia dengan alam dan sesamanya.
Buku ini sangat layak dibaca oleh guru, mahasiswa pendidikan, maupun siapa pun yang percaya bahwa pendidikan adalah jalan menuju kebijaksanaan. Ia menumbuhkan semangat untuk mengajar dengan hati, bukan hanya dengan kepala. Setiap halamannya mengajarkan bahwa guru sejati bukan hanya pengajar ilmu, tetapi juga penggerak nilai dan penanam kehidupan.
Membaca buku “Filsafat Pendidikan Biologi” bagaikan melakukan perjalanan spiritual di tengah dunia akademik. Ia tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga menyalakan kesadaran. Buku ini mengajarkan bahwa menghidupkan pelajaran berarti juga menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan. Di sinilah letak keindahannya. Dimana, buku ini tidak sekadar berbicara tentang biologi, tetapi tentang kehidupan itu sendiri. (*)
What's Your Reaction?






