Tiga Kunci Sukses Pendidikan Karakter Menurut Wamendikdasmen
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menyebutkan tiga kunci sukses penerapan pendidikan karakter saat hadir dalam acara silaturahmi bersama jajaran Yayasan Pendidikan Persatuan Guru Islam Indonesia (YP PGGI), Bandung, Senin (7/4/2025).

RIAUCERDAS.COM, BANDUNG – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menyebutkan tiga kunci sukses penerapan pendidikan karakter.
Ketiganya yaitu pendidikan berkarakter berbasis akidah dan akhlak; perlunya pembelajaran yang lebih membahagiakan dan menghargai potensi unik setiap anak; serta penguatan kemitraan strategis antara pemerintah dan sekolah swasta.
“PGGI mampu menciptakan suasana pembelajaran yang penuh kasih dan terus mentransformasikan diri menjadi sekolah yang maju secara fasilitas dan tetap kokoh dalam penguatan karakter anak (nilai-nilai keislaman),” terangnya dalam acara silaturahmi bersama jajaran Yayasan Pendidikan Persatuan Guru Islam Indonesia (YP PGGI), Bandung, Senin (7/4/2025).
Wamen Atip melihat langsung beragam inovasi di PGGI. ia mengapresiasi pendekatan deeper learning dan pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan.
Wamen juga menyampaikan kekaguman atas fasilitas modern yang dimiliki, termasuk lapangan basket berstandar nasional dan masjid multifungsi yang mendukung keseimbangan spiritual dan sosial siswa.
“Ini bukti nyata bahwa sekolah swasta bisa sejajar bahkan melampaui sekolah negeri dalam hal kualitas. Mari terus bangun pendidikan yang memerdekakan dan memanusiakan, demi masa depan generasi Indonesia yang unggul,”ucapnya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Walikota Bandung, Muhammad Farhan, yang menyatakan komitmen Pemerintah Kota dalam mendukung pendidikan inklusif dan berkeadilan.
Ia menjelaskan inisiatif klasifikasi sekolah swasta sebagai langkah konkret agar bantuan pendidikan tepat sasaran dan tidak ada sekolah yang tertinggal.
“Dari 36 ribu lulusan SD di Bandung, hanya setengahnya yang bisa ditampung di SMP negeri. Kita tidak ingin 44 SMP swasta berguguran—mereka adalah bagian dari ketahanan bangsa,” tegas Farhan.
Wamen Atip menekankan bahwa pendidikan tidak boleh semata berorientasi pada nilai akademik, melainkan harus membentuk manusia Indonesia seutuhnya yaitu cerdas secara intelektual, luhur secara moral, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.
“Pendidikan bermutu adalah hak setiap anak Indonesia. Kita tidak hanya membangun generasi yang cerdas, tetapi juga yang berakhlak, mandiri, dan siap bersaing secara global,” ujar wamen Atip dalam paparan yang disambut antusias para peserta Silaturahmi Organisasi Persatuan Islam (Persis).
Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga masyarakat—terutama pesantren dan organisasi keagamaan—dalam menciptakan sistem pendidikan yang merata dan berkualitas. PERSIS, sebagai salah satu organisasi Islam terdepan, dinilai memiliki peran strategis dalam membentuk generasi unggul yang memiliki landasan spiritual kuat dan wawasan luas.
Lebih lanjut, Atip menegaskan bahwa pesantren adalah pilar peradaban masa depan. Ia mendorong agar pesantren tidak berhenti pada tradisi, tetapi aktif melakukan inovasi untuk melahirkan santri yang tidak hanya paham agama, tetapi juga menguasai teknologi, bahasa asing, dan kepemimpinan global.
Dari sekolah swasta hingga ruang-ruang kelas pesantren, dari panggung silaturahmi hingga lorong kenangan pribadi, Wamen Atip meneguhkan satu hal yaitu masa depan pendidikan Indonesia harus dibangun bersama.
Tidak ada pihak yang bisa berjalan sendiri. Kolaborasi adalah ruh transformasi pendidikan. Dengan gotong royong dan inovasi, pendidikan bermutu bukan lagi mimpi, melainkan cita-cita yang siap diraih bersama.
“Pendidikan adalah proyek bangsa. Pemerintah, masyarakat, guru, orang tua, dan murid punya peran. Mari kita genggam tangan bersama. Masa depan anak-anak kita adalah masa depan Indonesia dan pendidikan bermutu adalah jalan paling mulia menuju ke sana,” pungkasnya. (rls)
What's Your Reaction?






