Tiga Kunci Sukses Pendidikan Karakter Menurut Wamendikdasmen

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menyebutkan tiga kunci sukses penerapan pendidikan karakter saat hadir dalam acara silaturahmi bersama jajaran Yayasan Pendidikan Persatuan Guru Islam Indonesia (YP PGGI), Bandung, Senin (7/4/2025). 

Apr 8, 2025 - 21:13
 0
Tiga Kunci Sukses Pendidikan Karakter Menurut Wamendikdasmen
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat saat hadir dalam acara silaturahmi bersama jajaran Yayasan Pendidikan Persatuan Guru Islam Indonesia (YP PGGI), Bandung, Senin (7/4/2025).  (Sumber: Kemendikdasmen)

RIAUCERDAS.COM, BANDUNG – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, menyebutkan tiga kunci sukses penerapan pendidikan karakter. 


Ketiganya yaitu pendidikan berkarakter berbasis akidah dan akhlak; perlunya pembelajaran yang lebih membahagiakan dan menghargai potensi unik setiap anak; serta penguatan kemitraan strategis antara pemerintah dan  sekolah swasta. 


“PGGI mampu menciptakan suasana pembelajaran yang penuh kasih dan terus mentransformasikan diri  menjadi sekolah yang maju secara fasilitas dan tetap kokoh dalam penguatan karakter anak (nilai-nilai  keislaman),” terangnya dalam acara silaturahmi bersama jajaran Yayasan Pendidikan Persatuan Guru Islam Indonesia (YP PGGI), Bandung, Senin (7/4/2025). 


Wamen Atip melihat langsung beragam inovasi di PGGI. ia mengapresiasi pendekatan deeper learning  dan pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan. 


Wamen juga menyampaikan kekaguman atas fasilitas modern yang dimiliki, termasuk lapangan basket berstandar nasional dan masjid multifungsi yang  mendukung keseimbangan spiritual dan sosial siswa. 


“Ini bukti nyata bahwa sekolah swasta bisa sejajar bahkan melampaui sekolah negeri dalam hal kualitas. Mari terus bangun pendidikan yang memerdekakan dan memanusiakan, demi masa depan generasi Indonesia yang unggul,”ucapnya.


Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Walikota Bandung, Muhammad Farhan, yang menyatakan  komitmen Pemerintah Kota dalam mendukung pendidikan inklusif dan berkeadilan. 


Ia menjelaskan  inisiatif klasifikasi sekolah swasta sebagai langkah konkret agar bantuan pendidikan tepat sasaran dan  tidak ada sekolah yang tertinggal. 


“Dari 36 ribu lulusan SD di Bandung, hanya setengahnya yang bisa ditampung di SMP negeri. Kita tidak  ingin 44 SMP swasta berguguran—mereka adalah bagian dari ketahanan bangsa,” tegas Farhan. 


Wamen Atip menekankan bahwa pendidikan tidak boleh semata berorientasi pada nilai akademik, melainkan harus membentuk manusia Indonesia seutuhnya yaitu cerdas secara intelektual, luhur secara  moral, dan tangguh menghadapi tantangan zaman.


“Pendidikan bermutu adalah hak setiap anak Indonesia. Kita tidak hanya membangun generasi yang  cerdas, tetapi juga yang berakhlak, mandiri, dan siap bersaing secara global,” ujar wamen Atip dalam  paparan yang disambut antusias para peserta Silaturahmi Organisasi Persatuan Islam (Persis). 


Ia menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan lembaga masyarakat—terutama pesantren dan organisasi keagamaan—dalam menciptakan sistem pendidikan yang merata dan  berkualitas. PERSIS, sebagai salah satu organisasi Islam terdepan, dinilai memiliki peran strategis dalam  membentuk generasi unggul yang memiliki landasan spiritual kuat dan wawasan luas. 


Lebih lanjut, Atip menegaskan bahwa pesantren adalah pilar peradaban masa depan. Ia mendorong agar  pesantren tidak berhenti pada tradisi, tetapi aktif melakukan inovasi untuk melahirkan santri yang tidak  hanya paham agama, tetapi juga menguasai teknologi, bahasa asing, dan kepemimpinan global.


Dari sekolah swasta hingga ruang-ruang kelas pesantren, dari panggung silaturahmi hingga lorong kenangan pribadi, Wamen Atip meneguhkan satu hal yaitu masa depan pendidikan Indonesia harus  dibangun bersama. 


Tidak ada pihak yang bisa berjalan sendiri. Kolaborasi adalah ruh transformasi  pendidikan. Dengan gotong royong dan inovasi, pendidikan bermutu bukan lagi mimpi, melainkan cita-cita yang siap diraih bersama. 


“Pendidikan adalah proyek bangsa. Pemerintah, masyarakat, guru, orang tua, dan murid punya peran. Mari kita genggam tangan bersama. Masa depan anak-anak kita adalah masa depan Indonesia dan  pendidikan bermutu adalah jalan paling mulia menuju ke sana,” pungkasnya. (rls)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow