Dorong Mahasiswa Berwirausaha, UMRI Gelar Pelatihan Legalitas Usaha

Pelatihan dan pendampingan ini diselenggarakan oleh UPT Kewirausahaan UMRI, Tim Pengembangan Prestasi Mahasiswa (TPPM) UMRI dan Pelaksana Pengabdian Masyarakat Skim Kewirausahaan Berbasis Mahasiswa (KBM).

Jun 29, 2024 - 10:55
Jun 30, 2024 - 20:54
 0
Dorong Mahasiswa Berwirausaha, UMRI Gelar Pelatihan Legalitas Usaha
Kegiatan pelatihan dan pendampingan terkait Legalitas Usaha yang diberikan kepada mahasiswa pada Jumat (28/6/2024) kemarin. 
RIAUCERDAS.COM - Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Dr Syafrizal Syahri, M.Si mendorong mahasiswa menjadi entrepreneur atau berwirausaha dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang terbatas. Menurutnya, berwirausaha juga bisa mengantarkan mahasiswa meraih sukses.
“Menghadapi keterbatasan kesempatan kerja, termasuk terbatasnya sumber daya alam, salah satunya adalah menumbuhkan, mengeluarkan dan meningkatkan potensi yang ada pada diri kita. Yaitu dengan berwirausaha,” tutur Syafrizal. 
Hal itu disampaikannya di hadapan sekitar 120 mahasiswa peserta Pelatihan dan Pendampingan terkait Legalitas Usaha pada Jumat (28/6/2024) kemarin.  Kegiatan ini menghadirkan Penyuluh Muda dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Riau, Ardhia Jayanthi, B.ScTech, MPA, MPS.
Memang, tuturnya, kadang ada orang yang merasa tidak memiliki jiwa wirausaha. “Tapi dengan belajar, yakinlah Anda bisa jadi businessman atau businesswoman," ungkapnya.
Apa yang dipaparkan narasumber, ungkap Syafrizal, harus diserap sebanyak mungkin oleh peserta. Karena, materi yang dipaparkan ini sangat penting diterapkan oleh mahasiswa yang terjun berwirausaha.
“Sebagai seorang intelektual dan sarjana, sudah semestinya kita memastikan usaha yang kita miliki mengantongi izin sesuai aturan yang berlaku," ujarnya. Karena inilah yang jadi pembeda mahasiswa UMRI dengan pelaku usaha maupun mahasiswa lainnya.
Sementara pada narasumber, diharap memberikan seluruh ilmunya. "Kami harap jangan ada ilmu yang ditahan," paparnya. Sehingga mahasiswa mempunyai kemampuan yang sangat baik ketika menjalankan usaha.
Wakil Rektor ingin, ketika masuk, seluruh peserta belum punya pengetahuan tentang materi dalam acara ini. Kemudian setelah keluar, peserta memiliki ilmu yang banyak. Untuk itu, seluruh peserta harus fokus pada materi yang disampaikan narasumber. Dia meminta, peserta mengurangi aktivitas melihat ponsel dan fokus pada paparan pemateri.
Sementara, Kepala UPT Kewirausahaan UMRI, Denny Astrie Anggraini, M.T menjelaskan, pelatihan dan pendampingan ini diselenggarakan oleh UPT Kewirausahaan UMRI, Tim Pengembangan Prestasi Mahasiswa (TPPM) UMRI dan Pelaksana Pengabdian Masyarakat Skim Kewirausahaan Berbasis Mahasiswa (KBM).
Karena itu, ratusan mahasiswa yang jadi peserta tak lepas dari program yang diemban tiga pihak ini. Yaitu mahasiswa penerima hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) sebanyak 16 kelompok. Jumlah mahasiswa yang terlibat lebih dari 70 orang.
Lalu, penerima hibah program kreativitas mahasiswa skim kewirausahaan (PKM-K) yang diikuti tiga kelompok dengan total 15 orang. Selanjutnya, mahasiswa tenant Program Kewirausahaan Berbasis Mahasiswa (KBM) tahun 2024 yang terdiri dari 10 kelompok usaha dengan total peserta 20 orang.
Menurut dia, peserta kegiatan ini ada kelompok yang telah menjalankan usaha dan menerima dana hibah tahun lalu. Kemudian, ada kelompok yang baru merintis usaha. “Ada juga yang masih berupa ide usaha. Kemudian mereka membuat proposal dan mengajukannya untuk didanai,” ujar Denny.
Jenis usaha yang dijalankan tiap kelompok-berbeda-beda. Ada yang bergerak di bidang industri kreatif, manufaktur, teknologi digital, jasa dan perdagangan, kuliner, hingga budidaya ikan dan pakan ternak. 
Usaha itu juga ada yang dijalankan di dalam maupun luar kampus. Beberapa proses produksi dilakukan di laboratorium kampus, ada juga yang di rumah mahasiswa. Denny juga menegaskan, peserta bukan hanya mahasiswa bidang ekonomi. Ada juga dari program studi (Prodi) lainnya.
Bahkan, dalam satu kelompok, latar belakang mahasiswa yang terlibat beragam. Ada yang lintas Prodi. Kemudian mereka mengeksekusi usaha yang diusulkan maupun yang telah berjalan.
Terkait kegiatan ini, Denny berterima kasih kepada pihak yang mendanai. Yaitu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudritek) untuk Program Pengabdian Kepada Masyarakat skim Kewirausahaan Berbasiskan Mahasiswa (KBM). Program KBM ini telah memasuki pendanaan tahun kedua dari tiga tahun yang dianggarkan. 
Kemudian, ada juga Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek yang telah memberikan hibah P2MW dan PKM-K bagi mahasiswa sehingga program usaha dan pendampingan usaha bagi mahasiswa dan kelompok usaha dapat dilakukan.
Denny dan pihak yang terlibat juga berterima kasih kepada Pimpinan UMRI melalui UPT Kewirausahaan dan TPPM. 
Sementara, Ketua TPPM UMRI, Ari Andriyas Puji, M.T menjelaskan, tiap kelompok didampingi oleh satu dosen pendamping. Proses pendampingan dilakukan selama setahun sejak mereka menerima pendanaan. 
Pendampingan, tuturnya, dilakukan juga kepada mahasiswa sejak mengajukan proposal ide usaha, perintisan usaha hingga saat usaha sudah berjalan. Dengan harapan, pendanaan yang telah diperoleh terus berlanjut. 
Materi pendampingan yang diberikan pada mahasiswa beragam. Saat ini terkait dengan legalitas usaha. Selain itu, ada juga soal branding, digital marketing, dan sebagainya.
Kelompok ini juga akan dievaluasi. Lalu, akan diikutkan dalam kompetisi yang jenjangnya sampai ke tingkat nasional. Di tingkat nasional, bakal dilakukan expo yang memungkinkan kelompok usaha mahasiswa memamerkan produksinya.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat skim KBM, Sri Fitria Retnawaty, S.Si., M.T pihaknya mengelola program hibah dari Kemendikbudristek yang disalurkan dengan sistem multiyears. 
Lewat program ini, dosen memberi pendampingan berwirausaha kepada mahasiswa UMRI yang punya minat dan ide. Terkait program KBM, penyaringannya adalah usaha mahasiswa yang telah menerima hibah di tahun sebelumnya. Kemudian didamping agar hibah tetap berlanjut.
Di tahun pertama, penerima hibah dapat pendampingan terkait cara perencanaan dan pengembangan usaha. Mereka juga menjalani magang di perusahaan untuk belajar tata kelola usaha. 
“Sekarang sudah memasuki tahun kedua dari tiga tahun masa pendanaan,” ungkapnya. Pada tahun kedua ini mahasiswa peserta mulai dilatih terkait standar produksi. 
Mereka didorong menentukan standar produknya seperti apa. Kemudian, bagaimana standar operasional prosedur (SOP) pada tahap produksi. Di samping itu, memastikannya proses produksi berjalan terus atau kontinu. 
Dengan langkah ini, ia berharap produk yang dihasilkan kelompok usaha memiliki standar dan layak jual. Selanjutnya, di tahun kedua tiap kelompok juga diajarkan mengurus izin usaha. Sehingga usaha yang dijalani memiliki legalitas.
Sri Fitria menambahkan, di tahun ketiga nanti, pihaknya akan fokus memberi pendampingan terkait pemasaran. Pola pemasaran seperti apa yang cocok diterapkan oleh kelompok usaha. Salah satunya pemasaran digital. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow