Wamendikdasmen: Lulusan Umri Harus Tangguh, Mandiri, dan Kritis Hadapi Dunia Kerja Berbasis AI
Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq Sampaikan Orasi Ilmiah di Wisuda Universitas Muhammadiyah Riau, Sabtu (3/5/2025)

RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU — Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menyampaikan pesan penting kepada para lulusan Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) dalam orasi ilmiah yang disampaikannya saat wisuda sarjana dan diploma ke-28, Sabtu (3/5/2025).
Dalam pidatonya, Fajar menekankan pentingnya kesiapan mental, kemampuan berpikir kritis, serta daya saing di tengah tantangan zaman, terutama perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Jangan bayangkan langsung mendapat pekerjaan dan merasa nyaman. Justru yang dibutuhkan adalah mental yang kuat dan keseriusan dalam menekuni pekerjaan apapun itu,” tegas Fajar di hadapan ratusan wisudawan.
Ia menyoroti bahwa dunia kerja kini berubah cepat seiring hadirnya teknologi AI yang mulai menggantikan banyak peran manusia. Berbagai sektor telah memangkas tenaga kerja dan menggantikannya dengan mesin otomatis. “AI menyebabkan efisiensi, tapi juga berdampak pada pengurangan tenaga kerja,” ujarnya.
Selain tantangan teknologi, Fajar juga menyinggung dampak ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi. Ditambah dengan perang Rusia-Ukraina dan kebijakan perang tarif Presiden AS Donald Trump, Indonesia turut terdampak, terutama karena banyak barang kebutuhan dalam negeri berasal dari impor.
“Kondisi ini menuntut lulusan untuk menjadi pribadi yang mandiri, inovatif, dan cerdas dalam mencari peluang,” kata Fajar. Ia menegaskan, pendidikan tidak hanya soal menguasai hard skill, melainkan juga soft skill agar lulusan mampu mencari solusi, bukan menyalahkan keadaan.
Ia mengkritik kecenderungan sebagian masyarakat yang terlalu bergantung pada mesin pencari seperti Google maupun aplikasi berbasis AI. Menurutnya, kemampuan berpikir kritis tidak bisa instan, melainkan harus diasah sejak di bangku kuliah.
“Gunakan nalar. Rasionalitas itu fundamental. Kita tak bisa sepenuhnya bergantung pada mesin yang kualitas datanya pun belum tentu benar,” ujar Fajar.
Lebih lanjut, ia mengajak mahasiswa untuk aktif mengembangkan kecerdasan akademik dan non-akademik melalui organisasi kemahasiswaan, kegiatan unit kampus, dan lembaga lain. Tak kalah penting, katanya, adalah kemampuan komunikasi dan kolaborasi dalam tim.
“Kalau tak bisa bekerja sama dalam tim, akan sulit bersaing di dunia kerja. Kolaborasi butuh kerendahan hati, menghargai orang lain, dan mengelola ego. Itu kompetensi dasar yang sangat diperhatikan oleh HRD,” pungkasnya. (*)
What's Your Reaction?






