Tahu Kondisi Kesehatan Calon Pengantin dengan Aplikasi Elsimil
Aplikasi Elsimil ini memungkinan diketahuinya kondisi kesehatan untuk menikah dan hamil, mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga, memudahkan menemukan pihak-pihak yang akan membantu calon pengantin dalam menyiapkan perkawinan. Seperti KUA, fasilitas layanan kesehatan terdekat dan lain-lain.
BADAN Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau menggelar kegiatan Implementasi Elsimil tingkat Provinsi Riau, Kamis (9/6/2022) di Grand Sentral Hotel. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah percepatan penurunan stunting di Provinsi Riau dengan memastikan kesehatan calon pengantin.
Ketua Penyelenggara Fadli Ilhami menjelaskan bahwa kegiatan ini tujuannya untuk menyampaikan tentang aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil). Aplikasi ini merupakan salah satu inovasi BKKBN dalam memastikan calon pengantin atau calon pasangan usia subur (PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
Dijelaskan dia, aplikasi ini memungkinan diketahuinya kondisi kesehatan untuk menikah dan hamil, mendapatkan pendampingan dari Tim Pendamping Keluarga, memudahkan menemukan pihak-pihak yang akan membantu calon pengantin dalam menyiapkan perkawinan. Seperti KUA, fasilitas layanan kesehatan terdekat dan lain-lain.
"Di samping itu, aplikasi ini bisa dipakai juga untuk mendapatkan seputar persiapan kesehatan sebelum pernikahan," kata Fadli.
Dia menilai, langkah-langkah itu diperlukan. Apalagi sebagian besar calon pengantin merupakan calon ibu hamil. Status kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat hamil merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan janin. Langkah ini juga diperlukan dalam rangka penurunan stunting di Riau.
"Untuk memastikan pencegahan stunting, calon pengantin harus dipastikan dalam kondisi ideal menikah dan hamil. Untuk mewujudkan itu, dipakai aplikasi Elsimil. Bisa menemukan pihak-pihak yang membantu pernikahan," katanya.
Ditambahkan Fadli, kegiatan ini diikuti 78 orang. Di antaranya dari BKKBN Riau, lintas sektor Provinsi Riau, mitra kerja, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB kabupaten/kota, Kantor Kemenag dan Dinas Kesehatan.
Di awal kegiatan, juga dilakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU antara BKKBN dengan Perwakilan Wali Umat Agama Budha Riau, Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Riau, Badan Kerjasama Gereja-gereja Provinsi Riau, dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Provinsi Riau.
Kemudian ada juga MoU dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI), Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia Provinsi Riau, serta Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Riau.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, dra Mardalena Wati Yulia, M.Si, dalam sambutannya mengatakan, kerjasama ini akan ditindaklanjuti dalam bentuk aksi di lapangan untuk mendukung program BanggaKencana dan penurunan stunting.
Karena, sesuai amanat Perpres 72 tahun 2021 tentang penurunan stunting, kepala BKKBN pusat diberi amanat sebagai ketua percepatan penurunan stunting. "Tapi BKKBN tak bisa kerja sendiri. Kami butuh bantuan lintas sektor," katanya.
Dijelaskan dia, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting Provinsi Riau sebesar 22,3 persen. Angka ini masih di atas WHO yang 20 persen. Sementara angka prevelansi stunting diamanatkan presiden harus turun 14 persen pada tahun 2024.
"Sementara tahun kemarin, hanya turun sekitar 1 digit. Dengan angka prevelansi yang masih di atas 20 persen, maka dibutuhkan upaya yang ekstra. Makanya, perlu kerjasama dengan berbagai pihak untuk mencapai target tersebut," tuturnya. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi Elsimil yang dapat dipakai untuk mendeteksi dini risiko yang dialami calon pengantin.
Mardalena juga memastikan, dalam mendampingi keluarga berisiko stunting, pendekatan harus berbasis keluarga. Yaitu, kepada calon pasangan usia subur (PUS) atau calon pengantin. Dimana mereka diminta melakukan screening atau pemeriksaan.
Lewat aplikasi Elsimil ini, ada 4 hal tes kesehatan pranikah yang diukur. Yaitu tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, dan kadar Hb (hemoglobin). Ini adalah indikator minimal dalam sebuah tes kesehatan pranikah.
Data yang diperoleh dari tes kesehatan tadi akan dimasukkan ke dalam aplikasi Elsimil untuk bisa mendapatkan hasil, apakah kondisi kesehatan calon pengantin tadi ideal atau berisiko. "Akan diketahui apakah mereka masuk kategori merah atau biru," tuturnya.
Memang, tambah Mardalena, BKKBN tidak melarang calon pengantin untuk menikah ketika hasil tesnya masuk kategori merah. Tapi, dengan hasil tes ini, BKKBN akan melakukan pendampingan calon pengantin yang perlu dibantu. (*)
What's Your Reaction?