Kolaborasi Yayasan Gambut dan Faperta UR, Dorong Lahirnya Bibit Unggul Kopi Liberika

Yayasan Gambut dan Fakultas Pertanian Universitas Riau mendiskusikan upaya pengembangan bibit unggul kopi liberika di Riau.

Jul 22, 2025 - 08:50
Jul 22, 2025 - 09:10
 0
Kolaborasi Yayasan Gambut dan Faperta UR, Dorong Lahirnya Bibit Unggul Kopi Liberika
Foto bersama usai diskusi pengurus Yayasan Gambut dengan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Riau.

RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU - Kopi liberika menjadi topik pembahasan dalam fokus group diskusi antara Yayasan Gambut dan Fakultas Pertanian Universitas Riau (Faperta Unri). Diskusi ini bertujuan dalam pengembangan bibit unggul kopi liberika di Riau. Diskusi ini berlangsung di ruang rapat Faperta Unri, Pekanbaru, Senin (21/7/2025).

Yayasan Gambut sendiri telah melakukan pendampingan kepada kelompok masyarakat dalam pengembangan kopi liberika di lahan gambut. Ada dua desa binaan yaitu di Desa Temiang, kecamatan Bandar Laksamana, kabupaten Bengkalis dan Desa Tanjung kuras, kecamatan Sungai Apit, kabupaten Siak.

Namun kendala yang dihadapi adalah penyediaan bibit yang selama ini diperoleh dari pembibitan biji secara generatif, hal ini disampaikan Mulyadi selaku direktur Yayasan Gambut. 

"Saat ini bibit yang kami dapatkan dari indukan desa dampingan kami dan sistem perbanyakan pembibitannya masih dengan biji kopinya atau masih secara generatif" ucap Mulyadi.

Pendiri Yayasan Gambut, Hisam Setiawan turut serta dalam diskusi ini, menyampaikan kopi liberika merupakan jenis kopi yang adaptif dapat tumbuh di lahan gambut dan saat ini kopi liberika sudah menjadi populer di kalangan penikmat kopi sehingga semakin tinggi akan permintaan kopi ini. 

"Harapannya dengan adanya intervensi akademisi melalui ilmu dan teknologi pertanian sehingga dapat menciptakan bibit unggul, dengan masa panen yang relatif cepat dan bersertifikat" ungkap Hisam.

Hisam juga mengatakan bahwa saat ini Yayasan Gambut sendiri sudah menjalin kerjasama dengan Suvarnabhumi sebagai offtaker, yang menampung kopi liberika dari desa dampingan Yayasan Gambut. Namun pasokan kopi ke Suvarnabhumi masih belum mencukupi kebutuhan Suvarnabhumi itu sendiri. 

Menanggapi apa yang di sampaikan pihak Yayasan Gambut, Ahmad Rifai, Dekan Faperta Unri, akan segera menurunkan timnya untuk mengidentifikasi pohon induk kopi liberika yang berada di Desa dampingan Yayasan Gambut. 

Harapannya hasil identifikasi nantinya dapat menemukan pohon indukan yang bisa dijadikan bibit unggul dengan metode vegetatif dan nantinya Faperta Unri akan menjadi sentral pembibitan kopi liberika unggul di Riau. 

"Setelah mendapatkan pohon indukan kopi liberika yang unggul kita bisa melakukan perbanyakan bibit secara vegetatif dengan teknologi kultur jaringan, sambung pucuk, dan okulasi. Pembibitan cara ini akan menjaga genetik jenis kopi liberika yang unggul terjaga, dibandingkan perbanyakan bibit dengan biji. Dan cara ini sangat memungkinkan memotong waktu panen lebih cepat," ucap Ahmad.

Menurut Ahmad, apa yang dilakukan Yayasan Gambut bersama Suvarnabhumi menciptakan ekosistem bisnis kopi liberika yang baru. Menurutnya bisnis kopi, khususnya kopi liberika di Riau saat ini dimonopoli beberapa orang, kopi dari petani ini dibeli murah dan di jual keluar negeri dengan harga yang cukup tinggi, tidak memberikan keadilan harga kepada petani kopi.

"Ekosistem bisnis kopi yang dibangun Yayasan Gambut bersama Suvarnabhumi harapannya akan memberikan keadilan harga kepada petani kopi di Riau dan kami sebagai akademisi akan membantu dalam pengembangan teknologi pertanian yang tepat untuk meningkatkan produktifitas kopi liberika di Riau" tutur Ahmad. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow