Buka Musrenbang, Rektor UMRI Minta Serap Aspirasi dari Bawah
Rektor menekankan ada dua hal yang tidak bisa ditawar terkait penggunaan anggaran tersebut. Pertama adalah untuk kesejahteraan dosen dan staf serta untuk biaya pengembangan sumber daya manusia.
RIAUCERDAS.COM - Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menggelar Musyawarah Perencanaan dan Pengembangan (Musrenbang) tahun anggaran 2022-2023, Kamis (18/8/2022). Kegiatan yang dibuka Rektor UMRI, Dr Saidul Amin, MA ini diikuti oleh pegawai puluhan di lingkungan kampus UMRI.
Rektor dalam sambutannya mengatakan, Musrenbang ini adalah wadah bagi rektor, wakil rektor dan para dekan mendengar aspirasi dari bawah. Sehingga apa yang dilakukan di UMRI, merupakan aspirasi dari bawah dan bukan paksaan dari atas. Kemudian, aspirasi itulah yang disusun dalan rencana anggaran biaya (RAB) yang akan datang.
Dalam menyusun rencana program itu, Rektor menekankan pentingnya melakukan efisiensi keuangan. Saidul meminta, kegiatan yang tidak terlalu perlu agar dievaluasi. Misalnya, jika bisa dilakukan lewat Zoom, maka tidak perlu harus kunjungan langsung.
Namun, Rektor menekankan ada dua hal yang tidak bisa ditawar terkait penggunaan anggaran tersebut. Pertama adalah untuk kesejahteraan dosen dan staf serta untuk biaya pengembangan sumber daya manusia. Dia mendorong dosen-dosen meningkatkan kapasitas dirinya.
Rektor meminta agar peserta Musrenbang melakukan perencanaan sebaik mungkin. "Karena gagal dalam perencanaan sama saja dengan merencanakan kegagalan. Untuk itu, aspirasi dari bawah diserah sebaik-baiknya di tingkat fakultas dan universitas," ujar Rektor.
Di kesempatan yang sama, Rektor juga sempat menyorot kondisi UMRI terkini. Di antaranya, penerimaan mahasiswa baru UMRI yang saat ini berada di gelombang ketiga. Secara kuantitatif, terangnya, jumlah calon mahasiswa yang diterima telah melebihi target. Yaitu 3.005 orang. Sementara yang mendaftarkan diri sudah lebih 3.500 orang. Namun, yang sudah memiliki NIM baru 1.500-an mahasiswa.
"Atas nama Rektor, saya memberi apresiasi yang luar biasa pada tiga dekan yang memiliki mahasiswa terbanyak pada tahun ini. Yaitu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya Prodi Manajemen," tuturnya. Kemudian, Dekan Fakultas Komputer khususnya Prodi Teknik Informatika dan berikutnya Fakultas Ilmu Komunikasi.
Akan tetapi, Rektor mengakui ada Prodi yang sepi peminat. Khususnya di bidang eksakta. Karena itu, Saidul mendorong Prodi yang sepi pendaftar itu lebih kreatif dan inovatif lagi. Dia juga membuka peluang bagi fakultas untuk membuka Prodi lain. Hal yang penting, Prodi yang akan dibuka tersebut marketable, punya dampak yang luar biasa pada bangsa, serta memiliki ideologi yang jelas.
Langkah strategis ini, menurutnya, perlu dilakukan. Apalagi, sistem perguruan tinggi yang berlaku saat ini membuat tantangan UMRI ke depan semakin berat. Sebagai contoh, terbukanya perguruan tinggi besar membuka kelas jauh di Riau. Jika ini terjadi, sedikit banyak akan berpengaruh pada universitas di Riau.
Karena itu, Saidul berharap semua pihak di UMRI menjadi bagian yang menentukan. Bukan sebaliknya menjadi yang membebankan di UMRI. Dia meminta Wakil Rektor I melakukan pembinaan terhadap fakultas yang perkembangannya belum baik.
Ditambahkan Saidul, dirinya sudah menjalin komunikasi dengan Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Dimana, pihak UTM telah bersedia menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan UMRI pada tanggal 24 Agustus mendatang.
Setelah pembicaraan panjang, Rektor menyebut ada dua fakultas di UMRI yang bisa bekerjasama dengan UTM. Yaitu, Fakultas Teknik karena di sana ada Malaysia-Jepang Teknologi Institut. Kemudian, UTM siap bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi. Karena di sana ada Azman Hashim Internasional Business School.
Di samping itu, Rektor juga memaparkan adanya panggilan dari PP Muhammadiyah terhadap belasan perguruan tinggi Muhammadiyah yang ingin membuka Fakultas Kedokteran. Pemanggilan ini sebagai respon rencana Litbang Dikti memberi lima izin pendirian Fakultas Kedokteran. UMRI, menurutnya, termasuk yang dipanggil dan paling siap.
"Hal yang paling penting ada kekhususan ilmu kesehatan yang perlu dirumuskan. Misalnya, bagaimana memadukan ilmu kedokteran dengan perobatan kearifan lokal. Ini yang perlu dirumuskan. Sehingga, UMRI dapat meyakinkan Litbang Dikti," kata dia.
Sementara, Ketua BPH UMRI, Prof Dr Isjoni M.Si dalam arahannya meminta Prodi dan semua pihak menyampaikan masukan apa yang ingin dilakukan lewat Musrenbang ini. Dia mengajak, semua pihak bersama-sama merencanakan program ke depan dalam rangka mengembangkan UMRI yang lebih baik. (*)
What's Your Reaction?