BRIN Anggap Riset Teknologi Pangan Mendesak Dilakukan
Periset harus siap menjawab kebutuhan pemerintah terkait kebutuhan diversifikasi padi dan pangan. Karena masyarakat membutuhkan bibit padi varietas unggul yang dapat ditanam sesuai dengan peta kesuburan tanah.
RIAUCERDAS.COM - Pangan dan listrik merupakan kebutuhan prioritas bagi masyarakat. Karena itu, riset terkait teknologi pangan dan kelistrikan dianggap mendesak untuk dilakukan.
"Pangan, listrik, menjadi kebutuhan prioritas bagi masyarakat. Periset harus siapkan hasil inovasi yang dapat mendukung ketahanan pangan," kata Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Waka BRIN) Amarulla Octavian dikutip dari brin.go.id.
Periset, terangnya, harus siap menjawab kebutuhan pemerintah terkait kebutuhan diversifikasi padi dan pangan. Karena masyarakat membutuhkan bibit padi varietas unggul yang dapat ditanam sesuai dengan peta kesuburan tanah.
Amarulla mengingatkan keunggulan pangan lokal yang ada di Indonesia. Misalnya, masyarakat di Madura makan jagung, warga Timor makan sagu. "Kita memiliki keunggulan pangan lokal yang banyak, ini yang perlu dikembangkan," jelasnya.
Di samping itu, riset rekayasa genetika juga tidak kalah penting untuk dilakukan. Rekayasa pangan masuk dalam advance research. Untuk itu, periset harus mengikuti tren riset pangan, sebab tuntutan BRIN saat ini bukan hanya nasional tetapi juga regional.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN Puji Lestari telah menyiapkan langkah strategis untuk mendorong produktivitas periset di ORPP.
"Jumlah periset di ORPP ada 1.300 orang, dengan sivitas yang beragam, baik sebagai periset maupun perekayasa. Kami berupaya memaksimalkan mobilitas periset agar lebih aktif mengikuti pelatihan dan riset kolaborasi dengan kolega negara lain," kata dia.
Salah satu pusat riset di bawah ORPP yang berfokus pada riset pascapanen adalah Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN. PRTPP ada karena Indonesia memiliki biodiveritas untuk ketahanan pangan.
"Teknologi yang kami hasilkan dapat meningkatkan nilai tambah produk pangan. Selain itu, pada riset pengawetan dan pengemasan produk ada keamanan pangan yang harus dijaga," ujar Kepala PRTPP BRIN Satriyo Krido Wahono.
Satriyo memaparkan, saat ini, PRTPP memiliki tiga kegiatan strategis, yaitu revitalisasi ketahanan pangan untuk stunting atau pangan fungsional, pengemasan makanan olahan agar awet lebih dari enam bulan, dan penelitian halal. (*)
What's Your Reaction?