Pesan Rektor UMRI untuk 427 Wisudawan, Bahagiakan Orangtuamu...
Dalam wisuda ini, gelar pemuncak wisuda tingkat universitas berhasil raih oleh Desti Arnita Juandri dari Prodi Keperawatan dengan IPK 3,89. Desti merupakan salah satu dari alumnus SMA Pintar kabupaten Taluk kuantan.
SEBANYAK 427 wisudawan dan wisudawati Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) hari melaksanakan prosesi wisuda ke 22 di SKA Co Ex Pekanbaru, Sabtu (11/6/22). Dalam wisuda ini, gelar pemuncak wisuda tingkat universitas berhasil raih oleh Desti Arnita Juandri dari Prodi Keperawatan dengan IPK 3,89. Desti merupakan salah satu dari alumnus SMA Pintar kabupaten Taluk kuantan.
Rektor UMRI, Dr H Saidul Amin MA menjelaskan, 427 lulusan yang diwisuda tersebut terdiri dari 61 orang dari Fakultas Teknik, 79 dari Fakultas MIPA dan Kesehatan, 157 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 86 orang Fakultas Ilmu Komputer, 29 dari Fakultas Ilmu Komunikasi, 11 dari FKIP serta 4 orang dari Fakultas Ilmu Hukum.
Saidul memberikan selamat Kepada seluruh wisudawan/i UMRI yang telah menamatkan pendidikannya di bangku perguruan tinggi. Ia berpesan agar wisudawan dapat membahagiakan kedua orangtuanya. Karena menurutnya, peran orangtua sangatlah menentukan keberhasilan para wisudawan. Apalagi, selama ini orangtualah yang telah mendukung, mendoakan dan berjuang dalam membiayai kebutuhan perkuliahan anaknya.
"Bahagiakanlah orangtua kalian. Karena peran orangtua juga yang menentukan keberhasilan kalian. Tunjukkan baktimu sebagai anak dan jadilah lulusan yang berguna di tengah masyarakat," ujar Rektor.
Di samping itu, rektor juga memberi motivasi bahwa semua alumni UMRI harus mempunyai dua sayap. Sayap pertama adalah keilmuan. Dimana para alumni harus mempraktikkan ilmu pengetahuannya di tengah masyarakat. Alumni juga didorong merubah pola pikir bahwa lulusan UMRI bukan lagi sekadar pencari pekerjaan. Menurut dia, alumni UMRi mesti berpikir dapat menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya.
Kemudian sayap yang kedua, sambungnya, yakni nilai keislaman dan kemuhammadiyahan."Sehingga mereka menjadi duta-duta Muhammadiyah di tengah masyarakat dengan memberi dakwah yang mencerahkan. Dakwah yang tidak parsial, dakwah yang tidak rasial, tapi dakwah yang bersifat universal yang rahmatan lil alamin," ucapnya.
Sementara, Ketua LLDIKTI Wilayah X, Afdalisma Mpd memberikan selamat kepada civitas akademik UMRI yang hari telah melaksanakan prosesi wisuda ke-22. Afdalisma juga berpesan lulusan UMRI jangan terlalu berharap besar terhadap formasi ASN yang saat ini sangat terbatas. Lulusan UMRI harus mampu membuka peluang dan menciptakan lapangan kerja dan jadi enterpreneur sejati yang bisa bermanfaatkan bagi masyarakat.
Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy yang hadir mewakili Gubernur Riau menyampaikan selamat dengan diwisudanya 427 lulusan ini. Menurut dia, perguruan tinggi harus mengantarkan manusia yang seutuhnya. Memahami potensi diri, peka pada kondisi lingkungan dan sebagainya.
Saat ini tambahnya, kemajuan digital sangat pesat. Bahkan, berbagai kebijakan di dunia diambil berdasarkan data digital. Pakar menyebut era ini sebagai revolusi industri 4.0. Semua jenis dan bidang usaha organisasi di era teknologi revolusi meyakini kesuksesan usaha dipengaruhi ketepatan dan kecepatan volume data digital.
"Ini jadi cambuk kita bersama agar perguruan tinggi mampu meningkatkan kualitas alumninya. Harapan besar pada wisudawan, lewat semangat intelektual yang dimiliki wisudawan mampu mendorong pembangunan Riau," kata Masrul Kasmy. Wisuda kali ini diharapkan bisa menjawab kebutuhan daerah itu.
Sementara, Wakil Ketua Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Khudzaifah Dimyati, SH., M. Hum menyampaikan bahwa saat ini dunia tengah berada dalam era disrupsi. Sementara, daya saing SDM di Indonesia masih di peringkat 50 dari 141 negara.
Pandemi juga menekan sektor informal dan menurunkan daya saing. Bahkan di tahun 2020, pengangguran terbuka bertambah 7,7 atau 9,77 juta jiwa. Oleh karena itu, ketika berada di era disrupsi , perlu melihat ke depan, berinovasi terus menerus dan sebagainya. Perlu strategi dalam disrupsi. Salah satunya peningkatan sumber daya manusia agar tidak merasakan kekalahan.
Dia juga mengapresiasi UMRI yang berusaha melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Termasuk kerjasama secara internasional. "Ini perlu diapresiasi, dengan harapan UMRI mampu menunjukkan ke publik nasional maupun internasional bahwa mereka bisa melakukan yang tak sama dengan perguruan tinggi lainnya," tutur Dimyati. (*)
What's Your Reaction?